oleh Nafis Azmi Amrullah, Dosen Pendidikan Bahasa Arab UNNES Meskipun Bahasa Arab merupakan Bahasa asing di Indonesia, bukan berarti orang yang menyukai dan mempelajarinya bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bila sampai saat ini masih ada orang yang menyebut “Semua yang berbau Arab itu anti dengan Pancasila” bisa jadi orang tersebut belum paham dengan Bahasa Arab, atau belum paham dengan Pancasila, atau justru tidak memahami hubungan antara keduanya. Menurut saya, Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia justru sangat kental dengan nilai-nilai Pancasila. Mempelajari salah satu rumpun Bahasa semit ini masih relevan apabila disandingkan dengan lima butir sila yang menjadi dasar negara kita. Kita ketahui, sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Pengamalan sila pertama adalah dengan meyakini ajaran agama dengan sepenuh hati. Berdasarkan data dari Sistem Akademik Terpadu SIKADU UNNES, 100 % mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa Arab PBA UNNES beragama Islam. Dasar agama Islam adalah Al-Quran dan Hadits. Itu artinya, seluruh mahasiswa PBA UNNES wajib memahami Al-Quran dan Hadis. Untuk memahami keduanya, pemahaman Bahasa Arab sangat diperlukan. Kesimpulannya, mahasiswa PBA UNNES wajib menguasai Bahasa Arab sebagai modal pengamalan sila pertama Pancasila. Sila kedua adalah kemanusiaan yang adil dan beradab. Kata “adil” dan “adab” itu sendiri berasal dari Bahasa Arab. Adil kerap dimaknai menempatkan segala hal sesuai proporsinya, sedangkan adab dalam Bahasa Indonesia sering digunakan untuk menyebut kesantunan atau akhlak. Pembelajaran Bahasa Arab sangatlah lekat dengan Pendidikan adab. Saya ambil contoh pembelajaran menyimak dan berbicara. Saat berlatih menyimak, kita belajar menghargai pendapat orang lain dan saat berlatih berbicara, kita belajar menyampaikan pesan yang dapat diterima orang lain. Dua hal tersebut adalah adab mendasar saat kita berdialog dengan orang lain. Dengan adab, kita memanusiakan manusia, selaras dengan sila kedua Pancasila. Sila ketiga adalah persatuan Indonesia. Bicara soal persatuan, aksara Arab pada dasarnya mengusung prinsip itu. Hampir setiap kata dalam Bahasa Arab terdiri atas huruf yang tersambung dengan huruf yang lainnya. Memang ada Sebagian kecil huruf Arab yang tidak bisa disambung, seperti huruf ا، د، ذ، ر، ز،و yang memang tidak menerima sambungan kecuali huruf sebelumnya. Ada juga huruf hamzah yang tidak bisa disambung dari sisi manapun. Namun apabila diamati, hamzah adalah huruf fleksibel yang bersedia untuk “dipangku” oleh huruf-huruf seperti ا، و ، ى. Huruf-huruf tersebut tetap bisa bersatu dalam satu barisan kata yang rapi. Bukankah persatuan itu demikian? Mungkin tidak setiap orang bisa kita gandeng, namun kita tetap bisa berada dalam satu barisan dan tujuan yang sama. Sila keempat adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Ada banyak kata serapan Bahasa Arab pada sila ini seperti rakyat’, hikmat’, musyawarah’ dan wakil’. Kita bisa mendapati implementasi sila ini dalam sejarah perkembangan penulisan Al-Quran. Meskipun Al-Quran adalah Wahyu dari Allah, tidak berarti mushaf yang kita baca saat ini tidak melibatkan usaha manusia. Adanya harakat fathah, dhammah dan kasrah yang kita ketahui merupakan hasil musyawarah generasi terdahulu dan buah kebijaksanaan para pemimpin umat Islam sejak zaman sahabat hingga generasi ulama saat ini. Huruf Arab yang tadinya “gundul” perlahan-lahan bertransformasi menjadi “gondrong” melalui musyawarah para ahli Bahasa Arab dari tahun ke tahun agar kitab ini semakin mudah dipahami oleh orang non-Arab. Sila kelima adalah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Keadilan sosial bermakna kemerataan hak yang diperoleh soal hak dan persamaan, pembelajar bahasa Arab tentu tidak asing dengan na’at man’ut dan mubtada’ khabar. Mempelajari keduanya melatih kita untuk menempatkan sesuatu pada tempatnya. Yang mudzakkar kita sandingkan dengan yang mudzakkar. Yang Muannats dengan muannats. Yang marfu’ dengan yang marfu’. Yang tunggal dengan yang tunggal. Ini adalah konsep dasar keadilan sejak dalam pikiran. Mari kita biasakan adil sejak dalam pikiran, insyaallah mampu adil dalam perbuatan, adil dalam hubungan sosial. Selamat memperingati kesaktian Pancasila. Pembelajar bahasa Arab UNNES bangkit bergerak bersama Pancasila
- KBRI Tunis Luncurkan Buku Pidato Bung Karno Pancasila 1 Juni 1945 dalam Bahasa Arab pada Peringatan Hari Lahir Pancasia 1 Juni 2023 Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Tunisia menggelar acara peluncuran buku Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 dalam bahasa Arab di Wisma Dubes RI untuk Tunisia 1/6/2023. Hadir sebagai narasumber, Zuhairi Misrawi; Sofyan Rajab, Pimpinan Redaksi Harian al-Shabah, dan Najmuddin 'Akkari, wartawan senior al-Shorouk. Baca juga SEJARAH Hari Pancasila 1 Juni Berawal dari Sidang BPUPKI Pertama Selain itu, hadir juga Ahmad Ounais, Mantan Menteri Luar Negeri Tunisia, dan para mantan Duta Besar Tunisia untuk Indonesia. Di samping itu, kegiatan juga diramaikan oleh para mahasiswa Indonesia di Tunisia. Dubes Zuhairi Misrawi menyampaikan dalam orasinya, bahwa Pancasila merupakan mata air ideologi dan falsafah yang sudah terbukti menjaga persatuan dan mampu membawa Indonesia pada kemajuan. "Pada Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945, kami menyampaikan syukur kepada Tuhan yang Maha Kuasa, karena Pancasila sebagai ideologi, falsafah, dan dasar negara telah mampu membangun keyakinan seluruh warga banga untuk menjaga kebersamaan. Pancasila telah terbukti membangun spirit gotong-royong dalam hati sanubari setiap warga. Sebab itu, Indonesia dapat meraih kemajuannya dan memberikan inspirasu pada dunia agar selalu mengedepankan kerjasama dan perdamaian. Diplomasi Indonesia secara kongkrit juga dibangun di atas nilai-nilai Pancasila. Diplomasi Indonesia adalah diplomasi gotong-royong, yang di dalamnya ada nilai persahabatan dan persaudaraan kemanusiaan", ujar Dubes RI kader PDI Perjuangan ini. Baca juga Peringati Hari Pancasila, Masyarakat Diimbau Kibarkan Bendera Merah Putih Dubes Zuhairi Misrawi dalam peluncuran buku Pidato Bung Karno Pancasila 1Juni 1945 dalam bahasa Arab ini secara simbolik memberikan buku kepada Ahmad Ounais, Mantan Menteri Luar Negeri Tunisia, para mantan Dubes Tunisia untuk Indonesia dan para wartawan asal Tunisia. Sementara Sofwan Rajab dan Najmuddin Akkari menyampaikan kekagumannya pada Indonesia yang benar-benar mengamalkan Pancasila. Di Indonesia, Pancasila sudah menjadi tindakan nyata.
BahasaArab pada tingkat/level kemampuan sebagai berikut: a. Al-Istima'u (Menyimak) = 5, dengan levelering nilai 70 - 100, mengerti isi pembicaraan dalam bahasa Arab yang sederhana dan dapat menangkap isi pembicaraan tentang kehidupan sehari-hari, lingkungan pekerjaan dan masalah sosial yang B. Arab 1. 1100 Pancasila a.
Sahabat TADRIIB Jika sahabat tadriib telah menguasai kosakata tentang pemerintahan, tentu pernahkah sahabat merenungkan apa bahasa Arab dari Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia? Maka jangan salah, pada kesempatan ini, TADRIIB sebagai media berlatih bahasa Arab akan menjelaskan bagaimana PANCASILA itu jika dibaca dengan bahasa Arab. Wah, nanti pasti ada yang mempraktikkannya saat upacara ni. Eit, kamu bisa saja mempraktikkannya saat upacara. Namun harus minta izin dahulu kepada gurumu ya…he Berikut adalah Pancasila dalam Bahasa Arab. Hafalkan dengan sungguh-sungguh. PANCASILA الْمَبَادِئُ الْخَمْسَةُ 1. Ketuhanan Yang Maha Esa الرَّبَّانِيَّةُ الْمُتَفَارِدَةُ 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab الْإِنْسَانِيَّةُ الْعَادِلَةُ الْمَهَابَةُ الْوَحْدَةُ الْإِنْدُوْنِيْسِيَّا 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/ perwakilan الشَّعْبِيَّةُ الْمُوَجَّهَةُ بِالْحِكْمَةِ وَالشُّوْرَى لِلنِّيَابَةِ 5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia الْعَدَالَةُ الْإِجْتِمَاعِيَّةُ لِكَافَّةِ الشَّعْبِى الْإِنْدُوْنِيْسِيِّ Arti Kosakata Pancasila Kata Per Kata Untuk memudahkan kalian dalam mengenal bahasa Arab dengan baik, khususnya dalam lima sila di atas, maka kita akan merinci kata per kata dari pancasilan dalam bahasa Arab di atas. Perhatikan dan pahami kosakata berikut ini dengan baik agar kosakata kalian bertambah. Arti Kosakata ketuhanan الرَّبَّانِيَّةُ Yang tunggal الْمُتَفَارِدَةُ kemanusiaan الإِنْسَانِيَّةُ keadilan الْعَادِلَةُ persatuan الْوَحْدَةُ kerakyatan الشَّعْبِيَّةُ Hikmah/bijaksana الْحِكْمَةُ musyawarah الشُّوْرَى perwakilan النِيَابَةُ Sosial الإجْتِمَاعِيَّةُ Seluruh كَافَّةٌ Rakyat الشَّعْبِيٌّ Selamat ya, kamu sekarang telah mengetahui Pancasila dalam bahasa Arab. Silahkan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jangan lupa lihat juga Tri satya dan dasadarma pramuka dalam bahasa Arab. Thanks for reading & sharing TADRIIB
PANCASILA{1} Belief in the one supreme God Ketuhanan yang maha esa {2} Just and civilised humanity Kemanusiaan yang adil dan beradab {3} The unity of Indonesia Persatuan Indonesia {4} Democracy led by the wisdom of deliberations among representatives Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan {5} Social justice for the whole of the people of Indonesia Kead
- Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid, menegaskan kontribusi tokoh-tokoh agama Islam dalam penyusunan dasar dan ideologi Negera tidak bisa dipandang sebelah mata. Mereka mampu bekerja sama, bertukar pikir serta bermufakat dengan tokoh agama lain dan kelompok nasionalis, dan berhasil merumuskan serta menyepakati Pancasila. Salah satu bukti keterlibatan tokoh-tokoh agama Islam dalam penyusunan dasar dan ideologi Pancasila itu adalah digunakannya terminologi Alquran, hadis serta bahasa Arab untuk menyusun sila-sila dalam Pancasila. Seperti Ketuhanan yang Maha Esa yang berarti ajaran Tauhid. Kata adil dan beradab pada sila kedua diambil dari terminologi Alquran dan As-sunah. Juga kerakyatan dan perwakilan pada sila keempat serta kelima yang merupakan istilah dalam bahasa Arab. "Penggunaan kata-kata tersebut, tidak mungkin dilakukan oleh orang awam. Bahkan, istilah itu memperlihatkan bahwa pengusulnya memiliki pengetahuan dan wawasan yang sangat kuat terhadap Al-Qur'an, Hadis dan Bahasa Arab. Dan itu hanya mungkin dilakukan oleh para ulama dan tokoh agama Islam," kata Hidayat Nur Wahid, secara daring saat menyampaikan sosialisasi Empat Pilar di hadapan pengurus dan simpatisan PKS Provinsi Jambi. Acara tersebut berlangsung di aula kantor DPW PKS Provinsi Jambi, Sabtu 30/10/2021. Ikut hadir pada acara tersebut, Anggota MPR RI FPKS Ahmad Syaikhu, Ketua BPW Sumbagsel, Dr. Junaidi Auli, MM, Ketua MPW PKS Jambi, H. Syafrudin Dwi Apriyanto, Ketua DSW PKS Jambi, Jayadi, Ketua DPW PKS Jambi, Heru Kustanto, Ketua DPD, DPC dan Dpra PKS se-Provinsi Jambi. Melihat rentetan fakta sejarah, sumbangsih para ulama baik di BPUPKI, Panitia Sembilan maupun PPKI terhadap bangsa dan negara Indonesia, menurut Hidayat sudah semestinya umat Islam berada di garda terdepan dalam upaya-upaya mempertahankan dan melaksanakan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Bukan malah mengkafirkan atau membid'ahkan Pancasila dan UUD NRI 1945. Karena tidak semua yang tidak ada di zaman Nabi bisa dikategorikan bid'ah. "Ini adalah urusan muamalah, bukan aqidah maupun ibadah. Jadi tidak bisa dikatakan bid'ah. Apalagi sesuatu yang belum ada di zaman Nabi, tidak serta merta masuk kategori bid'ah. Televisi dan internet misalnya, tidak ada di zaman Nabi, bahkan diciptakan oleh orang barat, itupun tidak bisa dibid'ahkan," kata Hidayat lagi. Indonesia, kata Hidayat, bukanlah negara yang berdasar Agama. Tetapi, Indonesia juga bukan negara yang mendasarkan dirinya pada komunis maupun ateis. Ini ditegaskan pada sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Sila pertama Pancasila ini diterjemahkan oleh Ki Bagus Hadikusumo sebagai ketauhidan, atau pengakuan terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa. Sementara itu, Anggota MPR RI FPKS Ahmad Syaikhu menegaskan sosialisasi Empat pilar tetap penting dilaksanakan. Meskipun kadang terdapat pengulangan dalam pelaksanaannya. Karena untuk membangun peradaban dibutuhkan estafeta. Empat pilar yang terdiri dari Pancasila, UUD NRI 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika diharapkan bisa menjadi guide bagi penerus bangsa dalam mencapai cita-citanya. "Para pendiri bangsa membutuhkan waktu yang lama, dengan proses yang rumit untuk menghasilkan Pancasila. Setelah proses yang sulit itu selesai, ditandai dengan kesepahaman, itulah bukti kebesaran jiwa para pendiri bangsa. Dan kita sebagai generasi penerus, wajib mempertahankan dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari," kata Ahmad Syaikhu menambahkan.*
Terjemah yang tepat untuk kata pancasila ÇáÜÞóæóÇÚöÏõ ÇáÜÎóãúÓõal-qowaa'idu al-khomsuData diambil dari Kamus Al-Munawwir Edisi Indonesia Arab pada halaman 632 Terjemah kurang tepat? atau kesalahan tulisan? silakan laporkan ke [email protected]
Kedudukanpancasila dalam politik luar negeri indonesia sebagai landasan - on study-assistant.com
Sahabat TADRIIBJika sahabat tadriib telah menguasai kosakata tentang pemerintahan, tentu pernahkah sahabat merenungkan apa bahasa Arab dari Pancasila yang menjadi dasar Negara Republik Indonesia? Maka jangan salah, pada kesempatan ini, TADRIIB sebagai media berlatih bahasa Arab akan menjelaskan bagaimana PANCASILA itu jika dibaca dengan bahasa Arab. Wah, nanti pasti ada yang mempraktikkannya saat upacara ni. Eit, kamu bisa saja mempraktikkannya saat upacara. Namun harus minta izin dahulu kepada gurumu ya…heBerikut adalah Pancasila dalam Bahasa Arab. Hafalkan dengan الْخَمْسَةُ1. Ketuhanan Yang Maha Esaالرَّبَّانِيَّةُ الْمُتَفَارِدَةُ2. Kemanusiaan yang adil dan beradabالْإِنْسَانِيَّةُ الْعَادِلَةُ الْمَهَابَةُالْوَحْدَةُ الْإِنْدُوْنِيْسِيَّا4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksaan dalam permusyawaratan/ perwakilanالشَّعْبِيَّةُ الْمُوَجَّهَةُ بِالْحِكْمَةِ وَالشُّوْرَى لِلنِّيَابَةِ5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesiaالْعَدَالَةُ الْإِجْتِمَاعِيَّةُ لِكَافَّةِ الشَّعْبِى الْإِنْدُوْنِيْسِيِّ
cDW48.